Annoying or not annoying? God knows.
Oke. Ini yang jadi pemikiran sih tadi.
Berawal mula dari sebuah diskusi. Oke. Bukan diskusi dalam arti kata tatap muka. Diskusi yang gua maksud adalah diskusi via facebook-photo-comment. Udah agak lama sih diskusinya. Singkat cerita, kesimpulan dari diskusi adalah waktu yang berharga untuk berpikir dalam ketenangan adalah pada saat (sorry) boker.
So, gua coba hari ini.
Hal pertama yang terpikir adalah kalo gua bakal pulang ke Indo tanggal 16 Desember 2008. Mau ngapain yah? Hmm. Gua terpikir untuk ngunjungin guru gw di SD - SMP seperti yang gw lakukan sebelom gua berangkat ke sini. So, gua jadi inget pas gua ngunjungin mereka sebelom berangkat. Dan entah mengapa, gua jadi teringat bahwa gua baca puisi karya anak SD yang menurut gua culun abis. Lalu gua mulai berpikir bahwa, "Oke. Anak SD emang gak bisa berbuat apa-apa. Wajar lah. Gua dulu pas SD juga nulis puisi cupu abis gitu." Dan gua baru sadar sesuatu. Pada saat umurnya 12 tahun, Soe Hok Gie ( beken dengan nama Gie, ada film-nya, yang maen Nicolas Saputra ) udah mulai bikin quote yang keren abis (sampe gua kagum bahwa Gie punya cara pandang yang luas buat lingkungannya ). Gua lupa quote-nya apa. Tapi gua inget kalo Gie bikin itu pas umur 12. 12. Itu seumur sama anak-anak SD itu. Pertanyaannya, kenapa anak-anak SD itu gak bisa ( untuk setidaknya bikin kalimat yang enak didenger ) ?
Lalu tiba-tiba terpikir bahwa itu terjadi karena sistem pendidikan yang salah. Ah masa? Lalu jadi teringat sama Khairil Anwar. ( Tahu kan asal judul postingan ini? )
Kenapa Khairil Anwar?
Oke. Satu yang terlintas adalah dia nyaris gak pernah sekolah. ( Kalo gak salah gua pernah baca buku kumpulan puisi Khairil Anwar. Pak Sapardi Djoko Damono kasih pengantar dan bilang kalo Khairil nyaris gak pernah sekolah. ) Tapi dia dianggap sebagai pujangga terbesar di Indonesia. Karya macam "Aku", "Krawang-Bekasi", ato "Doa", emang beken banget. ( Pak Sapardi malah bilang kalo Khairil Anwar itu salah satu dari sedikit penyair yang dikenal luas sebagai penyair. )
Jadi sistem pendidikan Indonesia merusak kreatifitas? Hmm. Gak tahu juga. Gua bukan pakar yang bisa nyimpulin kalimat itu dan gua juga gak mau sembarangan membuat statement. Lagian. Banyak faktor juga yang mempengaruhi hal itu. Bukan cuma sistem pendidikan. Situasi ekonomi dan lingkungan juga mempengaruhi.
Jadi, gua hanya seorang pengamat yang kebetulan menemukan hal tersebut. Sekadar kejadian kasus untuk seorang Khairil Anwar yang tak jelas relevansinya dengan kehidupan nyata dan tak ada generalisasinya.
Hari ini gua seperti berada dalam rest mode. Bener bener istirahat total. nyaris gak belajar. Huh.
Dah ah. Bye.
PS : yang bener Khairil Anwar ato Chairil Anwar sih?
PPS : Happy birthday to Cung kemaren, Gilang sama Tajel hari ini. God bless you all.
2 comments:
chairil anwar, sesuai EYD, nama orang ga berubah!
chairil donks! :)
Post a Comment